Kamis, 13 Desember 2012

BIROKRASI, bersihkah?

Kata “birokrasi” dapat diartikan mengandung pengertian: (a) Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan; (b) Cara bekerja atau pekerjaan yang lamban, serta menurut tata aturan (adat, dsb) yang banyak liku-likunya, dan sebagainya.
Menurut Blau dan Meyer, birokrasi adalah jenis organisasi yang dirancang untuk menangani tugas-tugas administrasi dalam skala besar serta mengkoordinasikan pekerjaan orang banyak secara sistematis. Sementara itu, Bintoro Tjokroamidjojo mengatakan bahwa birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal. Jabatan-jabatan dalam organisasi diitegrasikan ke dalam keseluruhan struktur birokrasi. Dengan demikian, birokrasi disusun sebagai hirarki otoritas yang terelaborasi yang mengutamakan pembagian kerja secara terperinci yang dilakukan sistem administrasi, khususnya oleh aparatur pemerintah.
Sehubungan dengan hal ini, Miftah Thoha mengatakan bahwa birokrasi merupakan kepemimpinan yang diangkat oleh suatu jabatan yang berwenang, dia menjadi pemimpin karena mengepalai suatu unit organisasi tertentu. Kepemimpinan birokrasi selalu dimulai dari peran yang formal, yang diwujudkan dalam hirarki kewenangan. Dalam hal ini, kewenangan birokrasi merupakan kekuasaan legitimasi jika pimpinan mempunyai otoritas berarti efektif kepemimpinannya.
Eddhi Sudarto, yang mengutip Weber,memberikan ciri-ciri birokrasi sebagai berikut:
1. Kegiatan sehari-hari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi di distribusikan melalui cara yang telah ditentukan, dan dianggap sebagai tugas resmi;
2. Pengorganisasian kantor mengikuti prinsip hirarkis yaitu bahwa unit yang lebih rendah dalam sebuah kantor berada di bawah administratoran dan pembinaan yang lebih tinggi;
3. Pelaksanaan tugas diatur oleh suatu sistem peraturan abstrak yang konsisten dan mencakup penerapan aturan tersebut dalam kasus-kasus tertentu;
4. Seorang pejabat yang ideal melaksanakan tugas-tugasnya tanpa perasaan-perasaan dendam atau nafsu dan oleh karena itu, tanpa persaan-perasaan kasih sayang atau auntianisme;
5. Pekerjaan dalam suatu organisasi birokratis didasarkan kepada kualifikasi teknis dan dilindungi dari kemungkinan pemecatan secara sepihak; dan
6. Pengalaman secara universal cenderung mengungkapkan bahwa tipe organisasi administratif murni yang berciri birokratis dilihat dari sudut pandangan yang semata-mata bersifat teknis, mampu mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.
Pencirian di atas dirangkum oleh Feisal Tamin, ketika mengatakan bahwa birokrasi merupakan suatu struktur otoritas atau organisasi yang didasarkan atas peraturan-peraturan yang jelas dan rasional serta posisi-posisi yang dipisahkan dari orang yang mendudukinya.
Selanjutnya, dengan mengutip pendapat Denhard, Feisal Tamin mengemukakan bahwa birokrasi ditandai dengan kinerja yang sarat dengan acuan sebagai berikut:
1. Komitmen terhadap nilai-nilai sosial politik yang telah disepakati bersama (publicly defined societal values) dan tujuan politik (political purpose);
2. Implementasi nilai-nilai sosial politik yang berdasarkan etika dalam tatanan manajemen publik (provide an ethical basis for public management);
3. Realisasi nilai-nilai sosial politik (exercising social political values);

4. Penekanan pada pekerjaan kebijakan publik dalam rangka pelaksanaan mandat pemerintah (emphasis on public policy in carrying out mandate of government);
5. Keterlibatan dalam pelayanan publik (involvement overall quality of public services); dan
6. Bekerja dalam rangka penanganan kepentingan umum (operate in public interest).
Konsep birokrasi di atas dapat dikaitkan dengan 4 (empat) fungsi yang diemban sebuah birokrasi negara, yaitu:
1. Fungsi instrumental, yaitu menjabarkan perundang-undangan dan kebijaksanaan publik dalam kegiatan-kegiatan rutin untuk memproduksi jasa, pelayanan, komoditi, atau mewujudkan situasi tertentu;
2. Fungsi politik, yaitu memberi input berupa saran, informasi, visi, dan profesionalisme untuk mempengaruhi sosok kebijaksanaan;
3. Fungsi katalis public interest, yaitu mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan publik dan mengintegrasikan atau menginkorporasiklannya di dalam kebijaksanaan dan keputusan pemerintah; dan
4. Fungsi entrepreneurial, yaitu memberi insipirasi bagi kegiatan-kegiatan inovatif dan non-rutin, megaktifkan sumber-sumber potensial yang idle, dan menciptakan resource-mix yang optimal untuk mencapai tujuan.
Menurut Mochtar Mas’oed, birokrasi sebagai aparat negara mempunyai 5 (lima) kelompok fungsi dengan derajat keaktifan yang berbeda. Fungsi paling sederhana dengan tingkat keaktifan paling rendah adalah sekedar melakukan administrasi. Ini adalah gambaran kaum liberal abad ke-18 mengenai pemerintah yang pasif dan netral. Ia hanya melaksanakan pekerjaan secara administratif, mencatat statistik, dan menyimpan arsip. Kadang-kadang ia digambarkan seperti “tukang jaga malam.” Kalau masyarakat libur bekerja, negara tidak boleh ikut campur, tetapi kalau masyarakat tidur, negara harus menjaga keamanan mereka. Ketika negara sedemikian aktifnya, ia melakukan fungsi arbitrasi dan regulasi. Di sini, ia aktif menerapkan kekuasaan sebagai polisi dan menyelesaikan sengketa antarberbagai kelompok masyarakat dan mencoba mengendalikan kegiatan kelompok-kelompok masyarakat itu sehingga tidak menimbulkan konflik yang terbuka.
Dalam tahap perkembangan berikut, negara menjadi lebih aktif dalam kehidupan ekonomi dengen menerapkan pengendalian finansial, moneter, dan fiskal. Pemerintah lebih aktif mempengaruhi pasar konsumen, volume uang yang beredar dalam masyarakat, dan pasok kapital. Misalnya, memberi subsidi suku bunga uang rendah agar investor tertarik melakukan investasi, menetapkan anggaran belanja negara dengan tujuan merangsang produksi barang dalam negeri, menetapkan pajak progresif demi pemerataan, dan sebagainya. Tindakan birokrasi yang paling aktif adalah melakukan tindakan langsung. Dalam hal ini negara menggunakan sumberdayanya untuk

Kamis, 06 Desember 2012

BINTANG SUDIBYO
Dengar nama aslinya kita pasti heran dan bingung. Bintang Sudibyo adalah nama panjang dariIbu Sud, Ibu Sud adalah seorang wanita yang juga mencipta lagu nasionalisme. Dan salah satu lagu nasionalisme yang dibuatnya adalah Berkibarlah Benderaku yang ternyata judul tersebut diangkat dari kisah nyata.

www.belantaraindonesia.org

Ini dia sedikit cerita nyata di balik lagu Berkibarlah Benderaku, Ibu Sud menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Yusup Rono Dipuro ( seorang pelaku sejarah yang terlibat dalam rekaman teks proklamasi Indonesia ) mempertahankan Sang Merah Putih untuk tetap berkibar di halaman kantor. Pada saat bersamaan, senjata - senjata api diarahkan padanya.

Ibu Sud akhirnya menerima sebuah anugerah Bintang Budaya Paramadharma pada tahun 2007. Selain menulis lagu nasionalis, ternyata Ibu Sud menciptakan lagu untuk anak - anak sekaligus seorang penyiar radio. Beliau meninggal tahun 1993 di usia 85 tahun.
Kusbini  

Kusbini (lahir di MojokertoJawa Timur1 Januari 1910 – meninggal di Yogyakarta28 Februari 1991 pada umur 81 tahun) |adalah tokoh musik kroncong era 1930 - 1955 yang legendaris, bersama Annie LandouwGesangS. Abdoellah, Miss Roekiah, dll.

Ia lahir di Desa Kemalgi, Mojokerto, Jawa Timur. Pada era "Keroncong Abadi" (1920 - 1960), ia merupakan tokoh penyanyi dan komponis Indonesia. Pada era sekitar tahun 1937 - 1942 ia aktif dalam menyanyi dan main musik keroncong bersama Annie Landouw, S. Abdoellah, Gesang. Pada masa Hindia Belanda ia menuliskan kembali (transkrip) lagu keroncong Telomoyo, Moresko, Nina Bobo, dll. Namun juga mencipta lagu Kr. Purbakala.

Pada tahun 1945 - 1952 menciptakan lagu perjuangan bersama C.Simanjuntak, Ismail Marzuki, L. Manik, dll. Lagunya "Bagimu Negeri" merupakan lagu wajib perjuangan. Tahun 1950 ia kemudian bekerja di P&K Yogyakarta untuk urusan musik. Ia juga merupakan tokoh pendiri SMINDO 1954 (Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta milik Pemerintah - yang kemudian menjadi AMI dan ISI Yogyakarta). Selain itu, ia mendirikan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia) yang sekarang diasuh dan diteruskan oleh anak-anaknya.

Pada tahun sekitar 1952 - 1956, pihak RRI (Radio Republik Indonesia) menyelenggarkan Pemilihan Bintang Radio dan juga Lagu Keroncong, ia memenangkan pemilihan lagu keroncong, yaitu Kr. Pastoral.

Tidak banyak yang tahu tentang beliau, sehingga beliau meninggal tidak banyak yang tahu jasa beliau sebagai tokoh musik di Indonesia. Namun setelah ia meninggal Pemda Yogyakarta memberi nama Jl. Jetishardjo menjadi Jl. Kusbini. TV Yogyakarta baru-baru ini membuat Film pendek mengenai riwayat hidup beliau.







Musik jaman dulu itu gak ketinggalan jaman.. era 90an adalah puncak musik di indo... jaman sekarang ini keliatan banget musisi yang plagiat masik2 jadul.. kualitas suara nomer 27, yang penting tampang menjual oke masuk deh dapur rekaman.. beda jaman dulu suara harus nomer wahid tampang "urusan keri", orang jawa bilang...
salah satu contoh ialah sang alang, bukan grup band melainkan penyanyi solo. kalo ente bener2 paham lagu gak bakal bilang lagu sang alang "sendiri" adalah lagu jelek. lagu ini tidak membosankan kalo ente dengerin sampe ketiduran diulangin bolak balik pasti gak bosen... noh liat n denger lagunya>>


vino bastian n rebeca jadi artisnya d video klip sang alang-sendiri...










        A
Di pantai ini
      E           F#m      D
ku nikmati nyanyian dedaunan
A              C#m             D 
mengalun manis di mainkan angin
A              E
mengajakku tuk kembali
     F#m                 D
mengenang setahun yang lalu
      A                 E
kala itu mimpiku dan mimpimu
           D
masih menyatu
kala hadir turun senja
kau bersandar di bahuku
kita nikmati surya tenggelam
dan kau tulis nama kita
diatas pasir putih
sambil kau berucap
semoga cinta kita kan abadi
(andai kau ada)
E           F#m     D         A
andai saat ini kau ada di sisiku
(takkan sendiri)
F#m               C#m
hidupku takkan sendiri
        D
dan tak sekedar mengenang
                          E   D-(E)
cinta kita yang pernah ada
(cinta kita pernah ada)
A          D
sendiri ku kembali
A                      D
mencari cintaku yang hilang
F#m        D
hamparan pasir putih
     E         A
dan ombak yang bergulung
A             D
hingga mentari senja
A                      D
adakah kau simpan kisahku
F#m         E           D
yang terbenam bersamamu
yang terbenam bersamamu

(andai kau ada)
andai saat ini kau ada di sisiku
(takkan sendiri)
tuk ku takkan sendiri
dan tak sekedar mengenang
cinta kita yang pernah ada
(cinta kita pernah ada)

sendiri ku kembali
mencari cintaku yang hilang
hamparan pasir putih
dan ombak yang bergulung
hingga mentari senja
adakah kau simpan kisahku
yang terbenam bersamamu
yang terbenam bersamamu